Sutradara : Jackie Chan
Produser
: Jackie Chan, Stanley Tong, Barbie Tung
Penulis Naskah
: Jackie Chan
Pemain
: Jackie Chan, Oliver Platt, Caitlin Dechelle, Steven Dasz, Kenny G,
Andrew Dasz, Sang-woo Kwone, Alaa Safi, Laura Weissbecker, Rani
Bheemuck, Paul Philip Clark, Ken Lo, Myriam Blanckaert, Emilie Guillot
MOVIE RATING
PLOT CERITA
Chinese Zodiac, yang menjadi film
ke-101 yang dibintangi oleh Jackie Chan, dibuka dengan narasi yang
menuturkan tentang negara China yang diinvasi oleh pasukan Inggris pada
tahun 1860. Tidak hanya menjajah wilayah dan rakyat negara tersebut,
para pasukan Inggris juga mencuri banyak benda-benda bersejarah untuk
dibawa pulang kembali ke negara mereka, termasuk 12 potongan patung
kepala binatang yang mewakili 12 figur astrologi China. Ratusan tahun
berlalu, benda-benda bersejarah yang awalnya dikira telah musnah
tersebut secara perlahan mulai muncul di berbagai rumah pelelangan dunia
dengan harga yang setinggi langit akibat diburu oleh banyak kolektor
dan pemburu barang-barang antik dari berbagai penjuru dunia.
Salah satu
dari pemburu barang antik tersebut adalah seorang pengusaha terkenal
bernama Lawrence Morgan (Oliver Platt) yang berkeinginan begitu besar
untuk mengoleksi kedua belas artifak tersebut sehingga akhirnya menyewa
seorang pemburu harta karun, JC (Jackie Chan), untuk mengumpulkannya
dengan bayaran sebesar US$1 juta untuk setiap potongan kepala patung
yang berhasil didapatnya. Bersama dengan anggota kelompoknya (Kwon Sang
Woo, Zhang Linxin dan Liao Fan), JC memulai pencariannya dengan menemui
Coco (Yao Xingtong), seorang wanita peneliti yang berniat untuk
mengumpulkan seluruh benda bersejarah asal China dan mengembalikannya
kembali ke negara asalnya. Melalui Coco-lah, JC mulai belajar bahwa
benda-benda bersejarah yang selama ini ia buru, memiliki identitas yang
sama sekali tidak dapat diukur dengan uang semata.
Tenang! Sinopsis diatas hanyalah sebagian
kecil dari banyak kisah yang ingin ditampilkan Jackie Chan dalam
filmnya. Dengan naskah cerita yang juga ditulis oleh Chan, Chinese Zodiac
berusaha menghadirkan begitu banyak plot cerita dalam 123 menit durasi
perjalanannya, mulai dari kisah keluarga, intrik politik, romansa,
sejarah dan budaya dunia hingga permasalahan seperti bagaimana
pentingnya untuk melakukan konservasi terhadap berbagai artifak
peninggalan sejarah dunia. Tentu saja, berbagai plot yang terdengar
serius tersebut disajikan dalam balutan penampilan penuh humor khas Chan
– yang sayangnya di masa modern akan diartikan sebagai sebuah sajian
komedi aksi yang klise dan benar-benar melelahkan untuk diikuti.
Tidak hanya berperan sebagai seorang produser, sutradara, aktor maupun penulis naskah bagi Chinese Zodiac,
Chan juga ambil bagian dalam berbagai bagian teknis pembuatan film ini
seperti penata sinematografi, komposer, koordinator pemeran pengganti
hingga – this is serious! – koordinator katering. Mudah-mudahan
Chan mampu menyajikan deretan makanan yang memuaskan selama proses
produksi berlangsung karena tidak ada satupun bagian teknikal yang
melibatkan nama Chan benar-benar dapat dianggap muncul dalam kualitas
memuaskan dalam film ini. Chan sepertinya begitu terjebak dengan
kejayaannya di masa lampau sehingga terlihat berusaha keras untuk
menyajikan pola penceritaan yang sama di film ini. Lihat saja bagaimana
tata koreografi aksi film ini. Begitu mudah ditebak. Tata sinematografi
dan tata musik film ini juga hadir medioker. Sama sekali tidak
memberikan dukungan bagi kualitas film ini secara keseluruhan.
Yang paling menyedihkan, tentu saja, adalah bagaimana Chan menuliskan naskah cerita film ini. Merupakan reboot dari Armour of God (1987) dan sekuelnya, Armour of God II: Operation Condor
(1991) yang pernah dibintanginya serta meraih sukses besar, Chan
seperti kebingungan untuk menyajikan kisah apa yang ingin ia ceritakan
dan akhirnya juga menggabungkan berbagai plot cerita untuk ditampilkan
kepada penontonnya. Dan lihat apa yang terjadi ketika naskah cerita yang
berkualitas dangkal tersebut diarahkan oleh seorang sutradara yang juga
tidak begitu mampu mengarahkan sebuah jalan cerita – tentu saja, Jackie
Chan adalah sutradara yang dimaksud. 123 menit durasi film ini terasa
bagaikan perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan dengan Chan yang
menghadirkan berbagai plot cerita filmnya yang saling berbenturan satu
sama lain serta ritme penceritaan yang begitu berantakan.
Karakter-karakter yang dituliskan oleh
Chan juga terlihat begitu dangkal. Setiap karakter digambarkan dengan
begitu klise dan sama sekali tidak menarik. Yang lebih membingungkan
adalah penggunaan bahasa Mandarin, Inggris dan Perancis oleh setiap
karakter. Satu karakter dapat saja terlihat tidak mampu berbahasa
Inggris di satu adegan, kemudian malah mampu berbahasa asing dengan
lancar di adegan yang lain. Atau malah tidak mengenal bahasa Mandarin
sebelumnya namun dengan fasih berdialog dengan bahasa tersebut di akhir
cerita. Aneh. Satu-satunya sisi positif dari Chinese Zodiac adalah pemanfaatan efek visual yang cukup efektif di banyak adegan – sisi yang paling membedakan Chinese Zodiac dari dua seri Armour of God terdahulu.
Sayangnya, sama sekali tidak ada yang istimewa dalam presentasi Chinese Zodiac.
Pada kebanyakan bagian, film ini lebih terasa sebagai sebuah usaha
Jackie Chan untuk meraih kembali masa-masa kejayaannya namun dengan
kemampuan yang lebih minimalis. Chan yang hadir dalam Chinese Zodiac
adalah sosok aktor yang telah terlihat terlalu lelah untuk melakukan
berbagai adegan aksi namun tetap memaksakan dirinya untuk tetap tampil
dan bahkan memaksa untuk memberikan kontribusi di berbagai bagian
teknikal lainnya yang harus diakui berada di luar batas kemampuannya.
Klise, datar dan jauh dari kesan menarik, Chinese Zodiac mungkin akan diingat sebagai salah satu film terburuk yang pernah dibintangi oleh Jackie Chan.(ATM)
BERITA TERKAIT
Film Jackie Chan 'Chinese Zodiac' Kalahkan Popularitas 'Avengers'