Tuesday, 19 February 2013

Silent Hill Revelation, cerita yang cenderung sederhana dan klise

silent-hill-revelation-header

Genre : Horor, Misteri
Tanggal Rilis Perdana : 26 Oktober 2012
Durasi : 94 min.
Studio : Open Road Films
Official Site

CAST & CREW

Sutradara : Michael J. Bassett
Produser
: Samuel Hadida, Don Carmody
Penulis Naskah
: Michael J. Bassett
Pemain
:
Adelaide Clemens, Kit Harington, Sean Bean, Radha Mitchell, Deborah Kara Unger, Carrie-Anne Moss, Malcolm McDowell 


MOVIE RATING 


Review: Silent Hill: Revelation (2012)

Layaknya kebanyakan film yang diadaptasi dari permainan video lainnya, Silent Hill memenuhi takdirnya ketika dirilis pada tahun 2006: film tersebut mendapatkan begitu banyak cercaan dari para kritikus film dunia. Pun begitu, seperti kebanyakan film yang diadaptasi dari permainan video lainnya, Silent Hill mampu mengumpulkan total pendapatan sebesar US$90 juta dari bujet produksi sebesar US$50 juta selama masa edarnya. Seperti biasa, Hollywood lantas merencanakan sebuah sekuel untuk Silent Hill. Direncanakan semenjak akhir 2006, proses pembuatan sekuel tersebut mendapatkan begitu banyak hambatan sebelum akhirnya proses pengambilan gambar akhirnya benar-benar dapat dimulai pada Maret 2011 dengan Michael J. Bassett (Solomon Kane, 2009) menggantikan posisi Christophe Gans sebagai sutradara.

Dengan judul Silent Hill: Revelation dan mengadaptasi kisahnya dari seri ketiga permainan video Silent Hill produksi Konami, film ini melanjutkan seri sebelumnya dimana Rose Da Silva (Radha Mitchell) berhasil menyelamatkan puterinya, Sharon (Jodelle Ferland), dari kurungan Silent Hill meskipun dirinya harus selamanya terjebak disana. Kini, Sharon yang telah beranjak remaja (Adelaide Clemens), harus hidup berpindah-pindah tempat bersama ayahnya, Christopher (Sean Bean), guna menghindari kejaran anggota sekte Order of Valtiel yang berusaha untuk mendapatkannya untuk dibawa kembali ke Silent Hill. Sharon sendiri sama sekali tidak dapat mengingat masa lalunya bersama sang ibu. Ayahnya hanya mengungkapkan bahwa ibunya tewas dalam sebuah kecelakaan.

Dalam pelarian terakhir mereka, Sharon dan Christopher kini menggunakan nama dan identitas baru mereka, Heather dan Harry Mason. Sayangnya, pelarian tersebut tidak dapat berlangsung lama. Segera setelah mereka menempati kediaman baru, para anggota sekte Order of Valtiel berhasil menemukan lokasi keduanya dan bahkan kemudian berhasil menangkap Harry. Mau tidak mau, Heather harus berusaha untuk mengingat kembali berbagai kejadian yang ia alami bersama ibunya di Silent Hill sekaligus kembali lagi ke daerah tersebut untuk menemukan ayahnya. Bersama dengan Vincent (Kit Harrington) yang baru saja ia kenal, Heather lantas memulai perjalanannya untuk memasuki kota yang selama ini menghantui mimpi  buruknya tersebut.

Sayangnya, sama sekali tidak ada yang istimewa dalam Silent Hill: Revelation. Bahkan jika dibandingkan dengan seri pertamanya terdahulu, Silent Hill: Revelation terasa jelas mengalami penurunan kualitas penceritaan yang sangat signifikan. Walau sederhana dan cenderung klise, Silent Hill setidaknya masih mampu menghadirkan plot cerita yang runut untuk diikuti para penontonnya. Sementara itu, naskah yang ditulis oleh Michael J. Bassett untuk Silent Hill: Revelation tampak hanya berusaha untuk menghadirkan momen-momen menakutkan kepada penontonnya tanpa pernah berusaha untuk menyajikannya dalam sebuah tatanan penceritaan yang apik dan mampu mengalir dengan baik.

Tidak hanya dari segi cerita, Bassett juga terkesan sangat malas untuk memberikan karakter-karakternya berbagai latar belakang kisah yang setidaknya akan cukup mampu membantu para penonton – khususnya yang tidak familiar dengan permainan video Silent Hill – untuk memahami apa sebenarnya yang coba ia ceritakan di film ini. Kelemahan ini khususnya sangat terasa ketika karakter-karakter dari sekte Order of Valtiel dihadirkan dalam jalan cerita. Kebanyakan dari karakter-karakter tersebut – yang tampil dengan diselimuti tata rias yang membingungkan atau tanpa tampilan wajah sama sekali – terkesan hanya hadir untuk memberikan faktor kengerian pada penonton dengan tanpa pernah dijelaskan mengenai esensi dari arti kehadiran karakter tersebut pada jalan cerita secara keseluruhan.

Jika ingin memandang positif terhadap Silent Hill: Revelation, maka penilaian tersebut sepertinya hanya dapat disematkan pada departemen produksi film ini yang setidaknya berhasil menata penampilan film ini untuk mampu memberikan atmosfer cerita yang kelam kepada penonton. Penggunaan teknologi 3D pada tampilan visual film ini juga mampu disajikan dengan maksimal. Dari departemen akting rasanya tidak banyak yang dapat diberikan komentar mengingat deretan karakter yang hadir dalam jalan cerita film ini hampir seluruhnya disajikan secara dangkal. Nama-nama besar seperti Sean Bean, Carrie-Anne Moss, Martin Donovan hingga Malcolm McDowell seluruhnya tampil dalam porsi penceritaan yang sia-sia.

Bahkan dengan jalan cerita yang cenderung klise dan sederhana, Silent Hill harus diakui mampu hadir sebagai sebuah sajian film horor yang berhasil tampil memikat dengan tampilan visualnya yang kuat serta jalan ceritanya yang mampu mengalir dengan baik. Sayangnya, kualitas tersebut sama sekali tidak dapat ditemukan pada Silent Hill: Revelation. Michael J. Bassett yang menggantikan posisi Christophe Gans sekaligus bertindak sebagai penulis naskah film ini sama sekali tidak mampu menghadirkan sebuah penceritaan yang menarik dengan elemen-elemen horor yang sanggup berdiri sejajar dengan seri terdahulu film ini. Di bidang tampilan visual dan penggunaan teknologi 3D, Silent Hill: Revelation bisa saja tampil unggul. Namun dengan jalan penceritaan yang terlalu datar dan jauh dari kesan menarik, Silent Hill: Revelation jelas lebih sering akan terasa membosankan daripada mampu memberikan sensasi horor yang maksimal kepada para penontonnya.(ATM)




0 comments:

Blogger Template by Clairvo